Laman

Kamis, 22 Desember 2011

Terinspirasi Dari Alam


Bahan kayu masih menjadi pilihan favorit untuk mendesain furnitur. Karakteristik serat dan keindahan warna kayu kerap diekspos. Contohnya, kayu jati memiliki warna kekuningan dengan ketahanan sampai berpuluh tahun sedangkan kayu sonokeling memiliki warna cokelat tua dengan ciri serat yang tegas.  Adapun kayu sungkai mempunyai warna yang lebih terang sehingga cocok untuk interior yang simpel modern.
  Rotan yang banyak terdapat di Indonesia memiliki tampilan alami dan warna yang lebih terang dibandingkan dengan eceng gondok . Keduanya lebih banyak hadir dengan bentuk anyaman karena karakter kayu yang lebih lentur, sehingga lebih fleksibel untuk membentuk   desain yang diinginkan. Adanya isu pemanasan global (global warming) yang akhir-akhir ini banyak digaungkan memberikan pengaruh bagi perkembangan industri  furnitur. Para desainer dituntut kepeduliannya terhadap lingkungan sehingga beralih ke desain furnitur daur ulang  (recycle) yaitu menggunakan kembali kayu bekas atau memilih kayu dari pohon dengan siklus pertumbuhan yang cepat untuk mengurangi penebangan hutan. Cara lain adalah dengan memoles kembali furnitur yang “dipoles” ulang. Furnitur yang terinspirasi dari alam bukan berarti hanya berbahan kayu, tetapi dengan menerapkan bentuk yang organik atau motif natural dengan menggunakan material artifisial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar